Ketika tak sempat kukatakan warna haru ini,
dia membunyikan lonceng yang terdengar suara kembali..
aku meludah kesegala arah, dia menengok meludah ke segala arah..
apa yang kaulakukan tak pernah searah !
mengapa ludahmu kau samakan padaku !
setiap gerak aku merinding, meihatmu seperti kuntum berduri.
apakah itu haru biru ataupun semak yang kau bersihkan..
tumitmu tak setinggi tatapanmu..
adakah kau melihat bahwa merah itu merona !
atau sengaja kau bisikkan agar biru itu menyala !
prasasti memang dilipat untuk disimpan
bukan untuk dibaca kemudian dirobek !
bukan dilihat kemudian dibakar !
ketika layar tak semakin engkau pahami untuk jalani..
dia terpapang menjadi kusam,
dia akan melihat kelam pada pengelihatan mereka.mereka bersendu !
beramai dalam aib yang nyata !
kini semakin tertera jelas bahwa haru biru ini datang pada ratapan sepertimu..
seperti bumbu angin yang kau rasa merdu..